Dikutip dari Wartalampung.id, Bandar Lampung – Dalam konteks kebhinekaan, moderasi beragama dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan untuk merawat Indonesia yang damai, toleran, dan menghargai keragaman.

Oleh karena itu, Yayasan Daarul Hikmah Rajabasa Lampung (YDHRL) mengadakan seminar pendidikan di Balai Keratun Pemerintah Provinsi Lampung, Sabtu, 4/2/2023.

Kegiatan digelar dengan mengusung tema “Moderasi Beragama untuk Menguatkan Karakter Generasi Emas Indonesia” yang dipaparkan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Moh Mukri.

Kegiatan dihadiri tidak kurang dari 350 pegawai di bawah naungan Yayasan Daarul Hikmah Rajabasa Lampung. Turut hadir para pembina dan pengurus Yayasan serta tamu undangan di antaranya Ketua PGRI Lampung, Ketua JSIT Indonesia Wilayah Lampung, Ketua dan/atau yang mewakili JSIT Indonesia Daerah Bandarlampung, dan Ketua MGMP PAI Provinsi Lampung.

Salah satu pembina Yayasan, Abdul Hakim memberikan sambutan dalam pembukaan kegiatan tersebut.

“Sikap moderat atau wasathiyah melekat dalam diri kita, sebagaimana tertuang di dalam Alquran bahwa Allah menciptakan alam semesta ini dalam keseimbangan. Maka, sebagai seorang mukmin kita harus mengamalkan kandungan Alquran, hadirnya kita di tengah masyarakat dalam rangka mengejawantahkan Islam rahmatan lil ‘alaamiin.”

“Hari ini bentuk kesungguhan kita dalam melahirkan generasi moderat, fasilitasi yayasan kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk pencerdasan sekaligus pengayaan menuju terwujudnya generasi qurani, berkarakter, dan berprestasi. Dari sini, artinya kita tidak boleh berhenti menjadi pembelajar. Sebab, berhenti belajar sama halnya kita tidak siap menjadi pengajar untuk anak didik kita,” kata Abdul Hakim dalam sambutannya.

Mukri mengapresiasi kegiatan hari ini. Ia menuturkan, perasaannya sangat bahagia dan merasa gelombangnya tersambung dengan seluruh peserta.

“Saya sangat bahagia dan merasa nyambung gelombangnya ketika berada di sini.”

“Dalam kesempatan ini, kita akan sama-sama belajar bersikap washatan atau seperti wasit yang berada di tengah dalam pertandingan. Beragama tidak boleh terlalu ekstrem, kita harus bisa menyikapi perbedaan. Kita harus meneladani Nabi yang begitu santun dan lemah lembut dalam berdakwah. Tidak mudah menyalahkan, justru semakin saleh seseorang akan semakin bijak dan tidak mengafirkan orang lain,” kata dia. []

 

sumber : https://www.wartalampung.id/yayasan-daarul-hikmah-seminar-pendidikan-moderasi-beragama-moh-mukri-ajak-santun-berdakwah.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *