GURU ERA PANDEMI, DARI RUANG KELAS KE RUANG ONLINE
(Pengalaman Selama PJJ)
from hand holding to screen from chalk to chat
from blackboard to whiteboard
from real to virtual
the journey was difficult
but you didn’t give up
from notebook to screenshot
from teacher’s assessment to self-assessment
from classroom to zoom
from school to home
the journey was difficult
but you didn’t give up
(teacher A, a page on facebook)
Saya menemukan sebuah tulisan di sebuah halaman facebook. Lalu saya tersenyum sembari melakukan flash back selama kurang lebih satu tahun ini. Ya, begitulah kondisi dunia pendidikan di era pandemi sekarang. Meminta guru untuk kreatif dan mampu beradaptasi dengan segala jenis situasi yang ada. Karena sejatinya, peran guru tidak akan tergantikan oleh apapun. Jika guru gampang menyerah, selesailah urusan belajar mengajar. Dan wajah suatu bangsa akan semakin suram.
Saya jadi teringat tentang kisah seorang guru yang tidak menyerah dengan situasi, beliau rela berkeliling ke rumah siswanya, dikarenakan tidak adanya jaringan internet, untuk menyampaikan ilmu, untuk menyapa ramah siswanya. Begitulah, Guru adalah cahaya bagi semesta.
Saya seorang guru Bahasa Inggris yang mengajar kelas 9. Di tahun sebelumnya, saya mendapat amanah mengajar kelas 8. Tentunya, Berada dalam dua kondisi yaitu mengajar secara langsung di kelas dan mengajar secara PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), jelas terasa perbedaannya. Perbedaan itu terletak dari strategi pembelajaran, media yang digunakan atau bagaimana membangun kedekatan dengan peserta didik.
Ada beberapa hal yang ingin saya bagikan terkait pengalaman mengajar di masa Pandemi COVID 19 ini. Jika sebelumnya mengajar di ruang kelas secara langsung, saya bisa melakukan proses pembelajaran dengan baik berdasar tujuan dan kompetensi yang ingin di capai, begitu juga media yang digunakan bisa dilihat langsung dan diaplikasikan oleh peserta didik. Akan tetapi, di era pandemi sekarang, kebijakan pemerintah terkait proses pendidikan adalah dengan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dimana ruang pertemuan sangat dibatasi. Oleh Karena itu, sebagai seorang Guru, saya termotivasi untuk belajar lagi, baik itu strategi pembelajaran yang efektif dan tepat, ataupun media yang digunakan. Saya juga belajar bagaimana agar tetap bisa dekat dengan siswa walau berjauhan secara fisik. Ya… Bukankah menjadi guru artinya harus siap untuk belajar? Seperti kata kata bijak berikut ini, “ jika guru malas belajar, maka sebaiknya berhenti mengajar”. Maka bismillah, semoga ALLAH mudahkan.
Pusing dan melelahkan? Ya, tentu. Itu yang saya rasakan diawal awal pandemi. Meskipun saya meyakini bahwa guru adalah Ruh dari pendidikan, akan tetapi, Guru juga harus mampu menggunakan media dan strategi pembelajaran yang baik. Nah, masalahnya pada saat itu, Saya belum begitu menguasai penggunaan media, handphone yang hanya bisa download whattsapp, jika download aplikasi lain, muncul tulisan kapasitas tidak mencukupi. Ditambah layar handphone yang pecah semakin menyulitkan saya hanya untuk sekedar menulis sebuah pesan. Bagaimana saya mengatasi hal ini? mau tidak mau, saya harus membeli handphone yang baru, demi mencerdaskan anak bangsa, saya rela merogoh kocek lebih dalam untuk bisa mendapat handphone yang bagus. Diikuti dengan belajar dan latihan menggunakan beberapa jenis aplikasi di smartphone seperti zoom, google meet, quizziz, pinterest, dll. Alhamdulillah Allah mudahkan.
Seiring berjalannya waktu, mengikuti kebijakan pemerintah untuk memperpanjang masa pembelajaran secara online, ada beberapa masalah baru yang saya temui. Contohnya:
1. Dampak negatif penggunaan handphone (game online, video yang tidak layak dilihat, dan interaksi siswa dan siswi di media sosial yang kurang terkontrol oleh guru dan orang tua,dll)
2. Siswa yang kurang antusias dalam belajar.
3. Pengumpulan tugas yang terlambat dan menurunnya capaian tilawah dan ibadah siswa.
Nah, hal tersebut menjadi pemikiran saya. Karena sebagai seorang guru, saya menyadari bahwa pendidikan tidak hanya memberikan ilmu sesuai bidang studi, akan tetapi, yang paling utama adalah pendidikan karakter agar peserta didik memiliki akhlak yang mulia. Untuk itu, saya mencoba melakukan beberapa hal berikut yang semoga bisa dijadikan inspirasi oleh para pembaca tentang bagaimana mengelola pembelajaran di masa pandemi saat ini:
Yang pertama, saya mengawali pagi hari dengan mendoakan semua siswa yang saya ajar. Semoga Allah memberikan kelapangan dan kemudahan dalam setiap prosesnya. Agar semua siswa, kelak akan menjadi penerus peradaban islam yang lebih baik. Pun juga, semoga menjadi amal jariyah bagi saya kelak di akhirat. Aamiin.
Yang kedua, dalam proses KBM online/Daring, saya mempersiapkan RPP beserta medianya. Media yang saya gunakan adalah whatssap untuk menyapa siswa. Media lain adalah zoom atau google meet, digunakan untuk berkomunikasi dan menjelaskan materi secara langsung. Terkadang, agar tidak bosan dengan zoom dan whattsapp, saya menggunakan aplikasi Quizziz. Quizziz ini melatih kecepatan dan ketepatan dari siswa. Para siswa juga bisa langsung melihat nilainya, sehingga menumbuhkan semangat belajar agar lebih baik. Selain itu, Media lain yang saya gunakan saat menjelaskan melalui zoom adalah power point yang berisi gambar gambar menarik dan video singkat yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Power Point tersebut saya bagikan melalui whattsapp grup. Diharapkan, siswa bisa tetap mendapatkan materi jika mereka berhalangan hadir saat disampaikan melalui zoom atau google meet. Satu hal yang saya syukuri, siswa SMPIT sebagian besar memiliki smartphone dan berada di Bandar Lampung dimana jaringan internet memadai.
Yang ketiga, selain media yang digunakan seperti tersebut diatas, dalam proses belajar mengajar secara daring, saya mengawali dengan menyapa siswa, dilanjutkan memberi apersepsi berupa gambar gambar, foto, atau berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan saya sampaikan. Ini penting, agar siswa merasa tertarik untuk mengikutinya. Tambahan lagi, saya terkadang memberi hadiah bagi yang bisa menjawab pertanyaan berupa tambahan nilai, atau jika ada rezeki, saya mengirim kuota internet walaupun dalam jumlah sedikit. Menurut saya, ini bisa memberi semangat kepada siswa agar bisa mengikuti pelajaran.
Yang keempat, saya meminta siswa mengumpulkan tugas menggunakan whatssapp secara pribadi. Salah satu tujuannya adalah agar saya bisa lebih dekat dengan mereka. Saya akan mengirim pesan pribadi ke beberapa siswa yang kurang respon dalam hal pengumpulan tugas dan memiliki beberapa masalah. Bagi saya, membangun kedekatan dengan siswa itu penting untuk menghadirkan nuansa belajar yang nyaman. Kadang, saya melakukan panggilan telepon hanya sekadar menanyakan kabar dan mendengar cerita.
Yang kelima, melihat dampak negatif penggunaan gadget yang di masa PJJ ini, saya bersama managemen sekolah membuat skenario pembelajaran PJJ, dengan mengatur waktu belajar dengan formula: 3 minggu belajar secara Online/daring, 1 minggu belajar secara offline/Luring. Sekolah saya menyebutnya pekan luring, dilakukan setiap sebulan sekali, dimana siswa dilarang menggunakan handphone dalam waktu satu minggu, dan digantikan dengan penugasan melalui portofolio yang berisi life skills, penguatan karakter di rumah, hafalan dan murojaah dengan didampingi orang tua. Portofolio tersebut diambil oleh orang tua secara langsung datang ke sekolah. Hal demikian, diharapkan agar mengurangi paparan gadget dan menguatkan kembali karakter qurani dan ketrampilan siswa. Dan Alhamdulillah, sekolah saya mendapat respon positif dari orang tua serta siswa. Siswa jadi merasa memiliki ruang waktu literasi membaca buku pelajaran dari tugas yang diberikan guru dalam pekan luring.
Demikian sekelumit pengalaman selama Pembelajaran Jarak Jauh selama ini, seranai doa untuk semua guru, semoga selalu diberi kesehatan dan kesabaran dalam membersamai peserta didik di era pandemi. Menjadi seorang guru yang barokah untuk generasi penerus peradaban islam. Sehingga, yang ditakutkan oleh banyaknya pengamat akan terjadinya loss-generation, bisa kita kurangi.
Pendidikan adalah tiket ke masa depan
Hari esok dimiliki oleh orang orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini
(Malcom-X)
Oleh: Darwasih, S,Pd.
(Guru Bahasa Inggris di SMPIT Permata Bunda Alawiyah)
Selamat hari pendidikan nasional.